Perjalanan IWIC 2010

Kali ini ku ingin bercerita tentang perjalanan aku dan Vira mengikuti Indosat Wireless Application Contest 2010 (IWIC 2010).

Logo IWIC 2010

Pada awalnya, Vira lah yang memberitahukan aku tentang IWIC dan kemudian mengajak aku untuk ikut serta. Saat itu kami belum punya ide. Hanya sebuah hasrat untuk ikut meramaikan.

Ide pun bermunculan. Kami bahas bersama. Adu pendapat dan pandangan. Pada akhirnya, pilihan kami jatuh pada ide “Android Wedding Planner”. Pemilihan ini pun terjadi ketika sudah dekat dengan batas akhir pengumpulan proposal. Kami sampai tidak terpikirkan untuk mencari nama yang lebih terdengar keren (ear-caching).

Tidak sekali kami mendapatkan suatu ide dan ternyata ide tersebut sudah ada yang mengaplikasikannya. Aku jadi teringat masa-masa ketika membuat skripsi (tugas akhir). Biasanya ketika baru menemukan suatu ide untuk judul skripsi, rasanya senang sekali dan menganggap bahwa ide itu adalah ide terhebat yang pernah ada. Kemudian ketika menemukan bahwa itu bukanlah ide yang baru, ada rasa kecewa disana.

Kecewa itu biasa. Pada akhirnya kita akan bangkit. Masalahnya : Berapa lama waktu yang kita perlukan untuk bangkit? Sungguh, waktu adalah harta yang amat berharga!

Android Wedding Planner pun bukan suatu aplikasi yang baru dalam mobile application. Tapi kami melakukan perbandingan dengan aplikasi-aplikasi yang sudah ada itu. Mencari celah untuk diisi. Hingga akhirnya dikemas dalam suatu aplikasi. Karena menjelang detik-detik terakhir kami tidak ingin kembali ke dalam masa-masa “pencarian ide”.

Bukankah memang seperti itu? Sesungguhnya tidak ada suatu hal yang benar-benar baru. Pandai-pandai mencari celah (baca : peluang).

Tentang Motivasi

Belajar goblok

Hadiah tentu saja menjadi hal yang amat menarik bagi kami. Ada masa-masa dimana kami tergoda untuk membayang-bayangkan : kalau menang, uangnya untuk apa ya?

Namun seiring dengan waktu kami belajar satu hal dari bukunya Om Bob Sadino  “Belajar Goblok” : belajar untuk tidak jadi orang goblok!

Siapa itu orang goblok? Orang goblok adalah orang yang belum berusaha tapi sudah sibuk membayang-bayangkan kemenangan. Mengigau ini dan itu. Contohnya : nanti kalau menang, kita …. (bla bla bla..). Dan biasanya dilanjutkan : Terus, setelah itu kita .. (bla bla bla…)

Padahal belum tentu menang kan? Bagaimana jika khayalan sudah setinggi langit tapi ternyata tidak menang? Jatuh? *gdebuk* Sakit bukan?

Ini bukan mengajarkan untuk berhenti bermimpi. Tetapi belajar bermimpi dalam koridor yang realis. Sehingga tidak larut dalam impian. Dan selanjutnya fokus pada : melakukan sesuatu. Bekerja.

Dan itu yang secara tidak sadar kami terapkan. Tiap kali salah satu dari kami mulai “goblok” (berkhayal yang tidak-tidak), biasanya yang lain akan mengingatkan :

“Hoi, jangan mulai goblok gitu deh!” Hahahaa… Masa-masa yang indah.

Kami belajar untuk berhenti menjadi orang “goblok” dan fokus menyenangi apa yang kami lakukan. Menikmati prosesnya! 🙂

Tentang Waktu

Lebih dari satu orang yang bertanya kepada ku : bagaimana cara membagi waktunya? Mengingat kami berdua sama-sama bekerja (di perusahaan yang berbeda). Tipikal pegawai kantoran. Masuk pagi, pulang sore. Dari Senin sampai Jumat. Belum lagi dinas keluar kota dan lembur sesuai kebutuhan.

Walhasil pembahasan aplikasi kami lakukan malam hari, sepulang kerja. Dan juga di akhir pekan. Betul-betul memakan waktu dan energi.

Jadi jawaban untuk pertanyaan tersebut : kembali ke manajemen waktu dan prioritas. First thing first dan tidak menunda.

Bersyukur keluarga dan orang-orang terdekat ku mendukung dan memberikan aku kesempatan untuk fokus mengikuti lomba ditengah-tengah berbagai problematika yg ada. (lebay mode ON) :mrgreen:

They are the best team I ever had! 😀

Tentang Kemenangan

Prinsip ku : kemenangan adalah buah dari suatu kerja keras.

Lalu apakah setiap kerja keras pasti membuahkan kemenangan dalam bentuk juara 1, 2, atau pun 3? Jawab ku: Belum tentu.

“Kemenangan” terbentuk dari suatu persepsi. Seseorang yang mempersepsikan “juara” adalah satu-satunya bentuk dari “menang”, maka ia baru akan menang ketika ia menjadi juara.

Bagiku tidak begitu. Biar pun tidak “juara”, ada bentuk lain dari kemenangan. Yaitu proses pembelajaran yang telah dilalui dalam masa bekerja keras tersebut.

Boleh jadi kami tidak juara.
Tidak juara 1, juara2, juara 3 bahkan tidak juga juara harapan.
Yah, itu tidak mengapa.
Karena bagi kami,
yang penting kami telah belajar banyak hal.
Kami jadi sedikit lebih tahu,
sedikit lebih maju,
dan sedikit lebih pengalaman dari sebelumnya.
Itu pun sudah merupakan bentuk kemenangan bagi kami.
Alhamdulillah.. 🙂

Tentang Publikasi

Publikasi IWIC 2010 dapat dilihat di tautan berikut ini :

Pengumuman finalis  di Detik.com :
http://www.detikinet.com/read/2010/11/12/142716/1493030/447/inilah-inovator-muda-finalis-iwic-2010/

Pengumuman finalis di koran Kompas (hasil scan) :

https://putrichairina.wordpress.com/2010/11/08/finalis-indosat-wireless-innovation-contest-2010-iwic/

Kupas tuntas IWIC 2010 di MetroTV News :

http://www.metrotvnews.com/metromain/newsprograms/2010/11/28/7563/212/IWIC-2010

Daftar pemenang dapat dilihat di blog-nya Devid, salah satu pemenang IWIC 2010 :

http://devidproject.blogspot.com/2010/12/pemenang-iwic-2010.html

7 thoughts on “Perjalanan IWIC 2010

  1. Ping-balik: Pengembangan Aplikasi Android Menggunakan Netbeans « Lakukanlah dengan sepenuh hati!

  2. Nice Sharing, seperti komeng saya dulu, this history really inspiring. 🙂
    Tuh logo Indosatnya kayak emas batangan yg saya jual #promosiemas

Tinggalkan Balasan ke virs Batalkan balasan