Sedih

Berkecamuk!
Berhambur dalam benak.
Begitu banyak yang ingin ku katakan.

Namun kali ini aku hanya sanggup menuliskan :

Sedih adalah aku, kamu, dan jarak yang selalu menyala.

Harus ku akui.
Kali ini aku butuh teman bercerita.
Bukan sekedar pembaca.

Duhai sahabat,
jauh nian engkau berada.
Dan entah mengapa,
ketika aku dekat dengan mu pun tak ada kata yang mampu ku ucapkan.

Beri aku kesempatan bicara
dan engkau akan menemukan banyak keajaiban.
Itu jika engkau benar-benar ingin mendengarkan
dan menerima aku apa adanya.

Maaf, mungkin selama ini aku terlalu takut untuk bicara.

——–

Jakarta, 04 Juli 2010. 23.20 WIB.
Terima kasih kepada Raly.
Atas komentarnya, baris terakhir aku tuliskan.

9 thoughts on “Sedih

  1. salam kenal, tadi googling dan akhirnya ketemu blog ini, puisinya bagus deh kekuatannya pada larik Sedih adalah aku, kamu, dan jarak yang selalu menyala.

  2. sebuah pengakuan yang sederhana namun terlihat jelas membawa kerumitan derita dan ketidakmampuan mengurai kesunyian

    tataplah masa depan

  3. Ping-balik: Cerita Hari Ini – 3 « Lakukanlah dengan sepenuh hati!

    • Kalimat –> “Maaf, mungkin selama ini aku terlalu takut untuk bicara.”, saya tambahkan sebagai jawaban dari komentar Raly.

      You’re right, Raly. Thank you very much.

Tinggalkan komentar